/* $tanggal=date("Y-m-d H:i:s"); $tgl=date("Y-m-d"); $uripage = $_SERVER['REQUEST_URI']; $uripage = str_replace("index.php?","",$uripage); $uripage2 = explode("/",$uripage); $page = $uripage2[1]; $ip=$_SERVER['REMOTE_ADDR']; $useragen=$_SERVER['HTTP_USER_AGENT']; $data=explode(" ",$useragen); $browser=$data[0]; $data1=explode(";",$useragen); $so=$data1[0]; $so1=explode("(",$so); $sistem=$so1[1]; $perintah="insert into tbl_pageviews (tanggal,tgl,domain,page,ip,browser,so) values ('$tanggal','$tgl','user.abatasa.com','$kanal','$ip','$browser','$sistem')"; $hasil=mysql_query($perintah); */ ?>
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْØÙŽÙ…ْد٠لÙلّه٠رَبÙÙ‘ الْعَالَمÙيْنَ Ù†ÙŽØÙ’مَدÙه٠وَنَسْتَعÙيْنÙه٠وَنَسْتَغْÙÙØ±Ùه٠وَنَتÙوْب٠اÙلَيْه٠وَنَعÙÙˆÙ’Ø°Ù Ø¨ÙØ§Ù„له٠مÙنْ Ø´ÙØ±Ùوْر٠اَنْÙÙØ³Ùنَا وَسَيÙّئَات٠اَعْمَالÙنَا مَنْ يَهْد٠الله٠Ùَلاَ Ù…ÙØ¶ÙÙ„ÙŽÙ‘ لَه٠وَمَنْ ÙŠÙØ¶Ù’Ù„Ùلْ Ùَلاَ هَادÙÙŠÙŽ Ù„ÙŽÙ‡Ù. اَشْهَد٠اَنْ لاَ اÙلهَ اÙلاَّ الله٠وَØÙ’دَه٠لاَ شَرÙيْكَ لَه٠وَاَشْهَد٠اَنَّ Ù…ÙØÙŽÙ…ÙŽÙ‘Ø¯Ù‹Ø§ عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙه٠وَالصَّلاَة٠وَالسَّلاَم٠عَلَى نَبÙÙŠÙّنَا Ù…ÙØÙŽÙ…ÙŽÙ‘Ø¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ ءَالÙه٠وَاَصْØÙŽØ§Ø¨Ùه٠وَمَنْ ØªÙŽØ¨ÙØ¹ÙŽÙ‡Ù اÙÙ„ÙŽÙ‰ يَوْم٠الدÙّيْنÙ. اَمَّا بَعْدÙ: ÙÙŽÙŠÙŽØ§Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽ Ø§Ù„Ù„Ù‡Ù :اÙوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙْسÙÙŠ Ø¨ÙØªÙŽÙ‚ْوَ الله٠وَطَاعَتÙه٠لَعَلَّكÙمْ تÙÙÙ’Ù„ÙØÙوْنَ. قَالَ الله٠تَعَالَى ÙÙÙ‰ Ø§Ù„Ù’Ù‚ÙØ±Ù’آن٠الْكَرÙيْمÙ: يَااَيÙّهَا الَّذÙيْنَ اَمَنÙوا اتَّقÙوا اللهَ ØÙŽÙ‚ÙŽÙ‘ تÙقَاتÙه٠وَلاَ تَمÙوْتÙÙ†ÙŽÙ‘ اÙلاَّ وَاَنْتÙمْ Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùوْنَ
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Ilustrasi (photobucket/onik_1980)
dakwatuna.com -Suatu kebahagiaan bagi kita bila kewajiban yang Allah swt bebankan kepada kita dapat kita laksanakan dengan sebaiknya. Salah satunya adalah ibadah Ramadhan, khususnya puasa yang baru saja kita selesaikan. Kita berharap makna-makna penting dari ibadah Ramadhan memberi warna positif dalam kehidupan kita ke depan, paling tidak hingga Ramadhan tahun yang akan datang.
Meskipun demikian setelah merenung dan mengevaluasi, kita juga menjadi sedih karena Ramadhan yang begitu cepat berlalu belum optimal rasanya kita isi dengan ibadah dan dakwah. Ya Allah, Ya Tuhan kami. Begitu banyak waktu kami tersita untuk hal-hal yang tidak penting, menghabiskan malam dan menunggu saat berbuka dengan sesuatu yang sekadar hobi dan hura-hura. Kurangnya rasa syukur atas rizki juga membuat kami selalu merasa kurang dengan apa yang sudah engkau berikan sehingga terlalaikanlah diri kami hingga tidak sedikit orang yang meskipun sedang berpuasa Ramadhan tetap saja menghalalkan segala cara dalam mendapatkan rizki.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Terwujudnya kehidupan keluarga, masyarakat dan bangsa yang bahagia dan sejahtera merupakan dambaan semua orang. Untuk mencapainya, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari semua pihak. Paling tidak, ada tiga kunci yang harus kita miliki dan kita laksanakan dalam hidup ini.
Pertama, Taqwa. Pada diri manusia, ada dua potensi sekaligus yang dapat membuat dirinya menjadi orang yang sangat baik atau sangat buruk, dua potensi itu adalah sifat taqwa dan sifat fujur (durhaka). Allah swt berfirman:
ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙْس٠وَمَا سَوَّاهَا. Ùَأَلْهَمَهَا ÙÙØ¬Ùورَهَا وَتَقْوَاهَا. قَدْ Ø£ÙŽÙْلَØÙŽ Ù…ÙŽÙ†Ù’ زَكَّاهَا. وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu dan merugilah orang-orang yang mengotorinya” (QS. Asy Syams [91]:8-10).
Taqwa adalah memelihara diri dari siksa Allah dengan mengikuti segala perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga, bahkan di manapun seseorang berada. Ketaqwaan kepada Allah swt merupakan kunci kemuliaan bagi manusia, karenanya setiap mukmin harus berusaha untuk bertaqwa dengan sebenar-benar ketaqwaan sehingga hal ini tidak hanya ditekankan kepada umat Nabi Muhammad saw, tapi juga kepada umat-umat sebelumnya, Allah swt berfirman:
ÙˆÙŽÙ„Ùلَّه٠مَا ÙÙÙŠ السَّمَاوَات٠وَمَا ÙÙÙŠ الأرْض٠وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذÙينَ Ø£ÙوتÙوا Ø§Ù„Ù’ÙƒÙØªÙŽØ§Ø¨ÙŽ Ù…Ùنْ قَبْلÙÙƒÙمْ ÙˆÙŽØ¥ÙيَّاكÙمْ أَن٠اتَّقÙوا اللَّهَ ÙˆÙŽØ¥Ùنْ تَكْÙÙØ±Ùوا ÙÙŽØ¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ Ù„Ùلَّه٠مَا ÙÙÙŠ السَّمَاوَات٠وَمَا ÙÙÙŠ الأرْض٠وَكَانَ اللَّه٠غَنÙيًّا ØÙŽÙ…Ùيدًا
“Dan kepunyaan Allahlah apa yang di langit dan di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. An Nisa [4]:131).
Manakala ketaqwaan kepada Allah swt sudah ditunjukkan, maka kebahagiaan dan kesejahteraan akan diraih manusia dengan diperolehnya jalan keluar atas persoalan hidup, memperoleh rizki, bahkan rizki yang tidak terduga, memperoleh kemudahan dari kesulitan dan yang lebih membahagiakan adalah memperoleh ampunan dan ditutupinya dosa, Allah swt berfirman:
وَمَنْ يَتَّق٠اللَّهَ يَجْعَلْ لَه٠مَخْرَجًا. وَيَرْزÙقْه٠مÙنْ ØÙŽÙŠÙ’ث٠لا ÙŠÙŽØÙ’ØªÙŽØ³ÙØ¨Ù
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS Ath Thalaq [65]:2-3).
Pada ayat lain, Allah swt juga berfirman:
وَمَنْ يَتَّق٠اللَّهَ يَجْعَلْ Ù„ÙŽÙ‡Ù Ù…Ùنْ أَمْرÙÙ‡Ù ÙŠÙØ³Ù’رًا
“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS Thalaq [65]:4).
Sedangkan yang juga amat membahagiakan ketaqwaan disebutkan oleh Allah swt:
وَمَنْ يَتَّق٠اللَّهَ ÙŠÙÙƒÙŽÙÙّرْ عَنْه٠سَيÙّئَاتÙÙ‡Ù ÙˆÙŽÙŠÙØ¹Ù’ظÙمْ لَه٠أَجْرًا
“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.” (QS Thalaq [65]:5).
Bila taqwa sudah bisa kita wujudkan dalam hidup ini, maka kita pun akan menjadi manusia yang paling mulia di hadapan Allah swt:
يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا النَّاس٠إÙنَّا خَلَقْنَاكÙمْ Ù…Ùنْ ذَكَر٠وَأÙنْثَى وَجَعَلْنَاكÙمْ Ø´ÙØ¹Ùوبًا وَقَبَائÙÙ„ÙŽ Ù„ÙØªÙŽØ¹ÙŽØ§Ø±ÙŽÙÙوا Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ أَكْرَمَكÙمْ عÙنْدَ اللَّه٠أَتْقَاكÙمْ Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ اللَّهَ عَلÙيمٌ خَبÙيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu terdiri dari seorang lelaki dan perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kamu adalah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat [49]:13).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Kunci Kedua untuk meraih Kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat adalah saling sayang menyayangi dengan sesama. Di samping itu keindahan hidup juga bisa dilihat dan dirasakan bila kasih sayang antar sesama menjelma dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak, ada empat hal yang harus diwujudkan sebagai cermin dari saling sayang menyayangi antar sesama kita. Pertama, saling menghormati sehingga tidak ada buruk sangka, tidak mengejek, dan tidak memanggil dengan panggilan yang buruk, tidak mencari aib atau kejelekan, serta tidak menggunjing, Allah SWT berfirman:
يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا لا يَسْخَرْ قَومٌ Ù…Ùنْ قَوْم٠عَسَى أَنْ ÙŠÙŽÙƒÙونÙوا خَيْرًا Ù…ÙنْهÙمْ وَلا Ù†ÙØ³ÙŽØ§Ø¡ÙŒ Ù…Ùنْ Ù†ÙØ³ÙŽØ§Ø¡Ù عَسَى أَنْ ÙŠÙŽÙƒÙÙ†ÙŽÙ‘ خَيْرًا Ù…ÙنْهÙÙ†ÙŽÙ‘ وَلا ØªÙŽÙ„Ù’Ù…ÙØ²Ùوا أَنْÙÙØ³ÙŽÙƒÙمْ وَلا تَنَابَزÙوا Ø¨ÙØ§Ù„Ø£Ù„Ù’Ù‚ÙŽØ§Ø¨Ù Ø¨ÙØ¦Ù’سَ الاسْم٠الْÙÙØ³Ùوق٠بَعْدَ الإيمَان٠وَمَنْ لَمْ ÙŠÙŽØªÙØ¨Ù’ ÙÙŽØ£ÙولَئÙÙƒÙŽ Ù‡Ùم٠الظَّالÙÙ…Ùونَ. يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا Ø§Ø¬Ù’ØªÙŽÙ†ÙØ¨Ùوا ÙƒÙŽØ«Ùيرًا Ù…ÙÙ†ÙŽ الظَّنÙÙ‘ Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ بَعْضَ الظَّنÙÙ‘ Ø¥ÙØ«Ù’Ù…ÙŒ وَلا تَجَسَّسÙوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضÙÙƒÙمْ بَعْضًا Ø£ÙŽÙŠÙØÙØ¨ÙÙ‘ Ø£ÙŽØÙŽØ¯ÙÙƒÙمْ أَنْ يَأْكÙÙ„ÙŽ Ù„ÙŽØÙ’Ù…ÙŽ Ø£ÙŽØ®Ùيه٠مَيْتًا ÙَكَرÙهْتÙÙ…Ùوه٠وَاتَّقÙوا اللَّهَ Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ اللَّهَ تَوَّابٌ رَØÙيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan) dan jangan pula wanita wanita-wanita mengolok-olokan wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al Hujurat [49]:11-12).
Kedua, Tolong Menolong, ini merupakan sesuatu yang saling dibutuhkan, sehebat dan sekuat apapun manusia ia membutuhkan pertolongan. Kerjasama dalam kebaikan, bahkan sedapat mungkin menolongnya bila dalam kesusahan, meskipun dia sendiri berada dalam kesusahan, dia harus berusaha mencintai saudaranya sesama muslim sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, seperti dalam firman Allah: “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS Al Maidah [5]:2).
Di dalam satu hadits, Rasul SAWbersabda:
لاَ ÙŠÙØ¤Ù’Ù…Ùن٠أَØÙŽØ¯ÙÙƒÙمْ ØÙŽØªÙŽÙ‘Ù‰ ÙŠÙØÙØ¨ÙŽÙ‘ ÙلأَخÙÙŠÙ’Ù‡Ù Ù…ÙŽØ§ÙŠÙØÙØ¨ÙÙ‘ Ù„ÙÙ†ÙŽÙْسÙÙ‡Ù
“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas).
Di antara maksud ta’awun dalam kebajikan adalah menghilangkan atau paling tidak mengurangi kesulitan orang lain, bila ini dilakukan, keutamaannya adalah ia akan dihilangkan kesusahannya oleh Allah Swt dalam kehidupan di akhirat, bahkan orang yang suka menolong akan mendapatkan pertolongan dari Allah Swt, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ Ù†ÙŽÙَّسَ عَنْ Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ù ÙƒÙØ±Ù’بَةً Ù…Ùنْ ÙƒÙØ±ÙŽØ¨Ù الدÙّنْيَا Ù†ÙŽÙَّسَ Ø§Ù„Ù„Ù‡Ù Ø¹ÙŽÙ†Ù’Ù‡Ù ÙƒÙØ±Ù’بَةً Ù…Ùنْ ÙƒÙØ±ÙŽØ¨Ù يَوْم٠الْقÙيَامَة٠وَمَنْ يَسَّرَعَلَى Ù…ÙØ¹Ù’Ø³ÙØ±Ù يَسَّرَه٠الله٠عَلَيْه٠ÙÙÙ‰ الدÙّنْيَا ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ø£ÙŽØ®ÙØ±ÙŽØ©Ù وَالله٠ÙÙÙ‰ عَوْن٠الْعَبْد٠مَاكَانَ الْعَبْد٠ÙÙÙ‰ عَوْن٠أَخÙيْهÙ
“Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
Ketiga, Saling Memberi Nasihat (taushiyah), sehingga seorang muslim yang hendak melakukan kesalahan akan meninggalkannya, dan bila terlanjur salah, maka kesalahan itu tidak sampai menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, orang baik membutuhkan nasihat agar ia bisa mempertahankan dan meningkatkan kebaikan, sedangkan orang yang belum baik membutuhkan nasihat agar menjadi baik, ini akan mencegah manusia dari kerugian, Allah SWT berfirman:
وَالْعَصْرÙ.Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ الإنْسَانَ Ù„ÙŽÙÙÙŠ Ø®ÙØ³Ù’رÙ. Ø¥Ùلا الَّذÙينَ آمَنÙوا وَعَمÙÙ„Ùوا Ø§Ù„ØµÙŽÙ‘Ø§Ù„ÙØÙŽØ§ØªÙ ÙˆÙŽØªÙŽÙˆÙŽØ§ØµÙŽÙˆÙ’Ø§ Ø¨ÙØ§Ù„Ù’ØÙŽÙ‚ÙÙ‘ وَتَوَاصَوْا Ø¨ÙØ§Ù„صَّبْرÙ
”Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al Ashr [103]:2-3).
Keempat, Melindungi Keselamatan Harta dan Jiwa sehingga adanya seorang muslim akan memberikan ketenangan bagi muslim lainnya, Rasulullah saw bersabda:
مَنْ رَدَّ عَنْ Ø¹ÙØ±Ù’ض٠أَخÙيْه٠كَانَ ØÙŽÙ‚ًّا عَلَى الله٠أَنْ ÙŠÙØ¹Ù’تÙÙ‚ÙŽÙ‡Ù Ù…ÙÙ†ÙŽ النَّارÙ
“Siapa saja yang melindungi harta benda saudaranya, Allah akan lindungi wajahnya dari sentuhan api neraka.” (HR. Ahmad).”
Di dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda:
Ø£ÙŽÙ„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùن٠مَنْ Ø£ÙŽÙ…ÙÙ†ÙŽÙ‡Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùوْنَ عَلَى أَنْÙÙØ³ÙÙ‡Ùمْ وَأَمْوَالÙÙ‡Ùمْ
“Seorang mukmin adalah mereka yang mampu memberikan keamanan bagi mukmin lainnya, baik keamanan diri maupun harta.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Hakim).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Kunci ketiga untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan adalah melaksanakan Tanggung jawab. Kehidupan yang baik akan terwujud manakala masing-masing orang, sebagai apapun dia dan di manapun berada dapat menunjukkan rasa tanggungjawab, baik sebagai pribadi, keluarga, masyarakat maupun bangsa. Karena itu, harus kita sadari bahwa banyak sebutan yang ada pada diri kita, dibalik itu ada kewajiban yang harus kita tunaikan, sebutan sebagai suami, istri, orang tua, anak, pengurus masjid hingga pemimpin dan pejabat pada setiap tingkatannya. Namun, yang amat kita sayangkan adalah banyak orang yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadi kekacauan dan kesengsaraan, padahal segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawaban, Allah SWT berfirman:
وَلا تَقْÙ٠مَا لَيْسَ Ù„ÙŽÙƒÙŽ بÙه٠عÙلْمٌ Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْÙÙØ¤ÙŽØ§Ø¯ÙŽ ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ Ø£ÙولَئÙÙƒÙŽ كَانَ عَنْه٠مَسْئÙولا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS Al Isra [17]:36)
Dalam kehidupan pribadi dan keluarga, masing-masing orang bertanggung jawab hingga ke akhirat nanti, karenanya Allah swt menegaskan kepada kita agar jaga dirimu dan keluargamu dari api neraka. Bahkan dalam konteks kepemimpinan, kita juga memahami bahwa Rasulullah saw pernah bersabda yang menyebutkan bahwa setiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinan itu. Karena itu, pemimpin yang bertaqwa kepada Allah swt amat kita butuhkan dalam hidup ini.
Dengan demikian, setiap kita harus berusaha untuk terus berjuang mengembangkan kehidupan yang baik dan sejahtera, meskipun kendala yang kita hadapi sangat besar. Akhirnya mari kita tutup ibadah shalat Id kita hari ini dengan berdoa:
اَللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ Ø§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’نَا ÙَاÙنَّكَ Ø®ÙŽÙŠÙ’Ø±Ù Ø§Ù„Ù†ÙŽÙ‘Ø§ØµÙØ±Ùيْنَ وَاÙْتَØÙ’ لَنَا ÙَاÙنَّكَ خَيْر٠الْÙÙŽØ§ØªÙØÙيْنَ وَاغْÙÙØ±Ù’ لَنَا ÙَاÙنَّكَ خَيْر٠الْغَاÙÙØ±Ùيْنَ وَارْØÙŽÙ…ْنَا ÙَاÙنَّكَ خَيْر٠الرَّاØÙÙ…Ùيْنَ وَارْزÙقْنَا ÙَاÙنَّكَ خَيْر٠الرَّازÙÙ‚Ùيْنَ وَاهْدÙنَا وَنَجÙّنَا Ù…ÙÙ†ÙŽ الْقَوْم٠الظَّالÙÙ…Ùيْنَ وَالْكَاÙÙØ±Ùيْنَ.
“Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang zhalim dan kafir.”
اَللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ Ø£ÙŽØµÙ’Ù„ÙØÙ’ لَنَا دÙيْنَناَ الَّذÙÙ‰ Ù‡ÙÙˆÙŽ Ø¹ÙØµÙ’مَة٠أَمْرÙنَا ÙˆÙŽØ£ÙŽØµÙ’Ù„ÙØÙ’ لَنَا دÙنْيَانَ الَّتÙÙ‰ ÙÙيْهَا مَعَاشÙنَا ÙˆÙŽØ£ÙŽØµÙ’Ù„ÙØÙ’ لَنَا Ø¢Ø®ÙØ±ÙŽØªÙŽÙ†ÙŽØ§ الَّتÙÙ‰ ÙÙيْهَا مَعَادÙنَا وَاجْعَل٠الْØÙŽÙŠÙŽØ§Ø©ÙŽ Ø²Ùيَادَةً لَنَا ÙÙÙ‰ ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ خَيْر٠وَاجْعَل٠الْمَوْتَ رَاØÙŽØ©Ù‹ لَنَا Ù…Ùنْ ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ شرÙÙ‘
“Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.”
اَللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ اقْسÙمْ لَنَا Ù…Ùنْ خَشْيَتÙÙƒÙŽ مَاتَØÙوْل٠بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصÙيَتÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ طَاعَتÙÙƒÙŽ مَا ØªÙØ¨ÙŽÙ„ÙّغÙنَابÙه٠جَنَّتَكَ ÙˆÙŽÙ…ÙÙ†ÙŽ الْيَقÙيْن٠مَاتÙÙ‡ÙŽÙˆÙّن٠بÙه٠عَلَيْنَا Ù…ÙŽØµÙŽØ§Ø¦ÙØ¨ÙŽ Ø§Ù„Ø¯Ùّنْيَا. اَللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ مَتÙّعْنَا Ø¨ÙØ£ÙŽØ³Ù’مَاعÙنَا وَأَبْصَارÙنَا ÙˆÙŽÙ‚ÙوَّتÙنَا مَا Ø£ÙŽØÙ’يَيْتَنَا ÙˆÙŽØ§Ø¬Ù’Ø¹ÙŽÙ„Ù’Ù‡Ù Ø§Ù„Ù’ÙˆÙŽØ§Ø±ÙØ«ÙŽ Ù…Ùنَّا وَاجْعَلْه٠ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ Ù…ÙØµÙيْبَتَنَا ÙÙÙ‰ دÙيْنÙنَاوَلاَ تَجْعَل٠الدÙّنْيَا أَكْبَرَ Ù‡ÙŽÙ…Ùّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عÙلْمÙنَا وَلاَ ØªÙØ³ÙŽÙ„Ùّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْØÙŽÙ…Ùنَا
“Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.”
اَللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ اغْÙÙØ±Ù’ Ù„ÙÙ„Ù’Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…ÙŽØ§ØªÙ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùنَات٠اَلأَØÙ’يَاء٠مÙنْهÙمْ وَالأَمْوَات٠اÙنَّكَ سَمÙيْعٌ قَرÙيْبٌ Ù…ÙØ¬Ùيْب٠الدَّعْوَاتÙ.
“Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.”
رَبَّنَا اَتÙنَا ÙÙÙ‰ الدÙّنْيَا ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ ÙˆÙŽÙÙÙ‰ Ø§Ù„Ø£ÙŽØ®ÙØ±ÙŽØ©Ù ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّارÙ.
“Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.”
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/08/22229/khutbah-idul-fitri-1433-h-kunci-kebahagiaan-dan-kesejahteraan/#ixzz23T2VNnoH
Cerita I; (Surah 1 – 10)
Aku membaca Al-Qur’an dimulai dengan PEMBUKAAN. Kebetulan waktu itu
tetanggaku sedang memotong SAPI BETINA untuk KELUARGA IMRAN yang punya
anak wanita bernama AN NISA. Ia lapar makan HIDANGAN, sisanya ia
berikan untuk BINATANG TERNAK yang berkandang di TEMPAT-TEMPAT YANG
TINGGI, di sana dibagikan HARTA RAMPASAN PERANG yang dilakukan setelah
TAUBAT seperti taubatnya YUNUS
Cerita II; (Surah 11 – 20)
HUD dan YUSUF disambar selamat dari sambaran PETIR sementara itu IBRAHIM sedang berada di
PEGUNUNGAN HIJR tempat dimana LEBAH memulai PERJALANAN MALAM menuju ke
GUA tempat bersembunyinya MARYAM dan TOHA.
Cerita III; (Surah 21 – 30)
PARA NABI pergi HAJI diikuti oleh ORANG-ORANG BERIMAN berpakain putih
- putih sehingga laksana CAHAYA yang menjadi PEMBEDA ANTARA YANG BENAR
DAN BATHIL seperti ceritanya PARA PENYAIR tentang SEMUT dalam buku
KISAH -KISAH dan juga tentang LABA-LABA yang menyerang BANGSA ROMAWI.
Cerita IV; (Surah 31 – 40)
LUKMAN tidak berSUJUD di kaki GOLONGAN YANG BERSEKUTU dengan KAUM
SABA’ yang tidak beriman kepada Yang Maha PENCIPTA. Sementara itu
YASIN menyiapkan orang YANG BERSHAF - SHAF membentuk huruf SHOD dengan
ROMBONGAN - ROMBONGAN untuk memohon kepada YANG PENGAMPUN dari
kesalahan.
Cerita V; (Surah 41 - 50)
YANG DIJELASKAN dalam MUSYAWARAH itu tentang hukum PERHIASAN bukan
tentang KABUT membawa orang YANG BERLUTUT di BUKIT - BUKIT PASIR, saat
MUHAMMAD mendapat KEMENANGAN ditandai dengan KAMAR - KAMAR bertuliskan
huruf QOF.
Cerita VI; (Surah 51 – 60)
ANGIN YANG MENERBANGKAN menghembus ke BUKIT saat BINTANG dan BULAN
bersinar sebagai bukti kuasa YANG MAHA PEMURAH yang akan mendatangkan
HARI KIAMAT menghancurkan BESI pada saat WANITA YANG MENGAJUKAN
GUGATAN mengalami PENGUSIRAN sebagaimana menimpa PEREMPUAN YANG DIUJI.
Cerita VII; (Surah 61 – 70)
BARISAN orang beriman pada HARI JUM’AT berbeda dengan ORANG - ORANG
MUNAFIK saat HARI DITAMPAKAN KESALAHAN - KESALAHAN orang yang suka
TALAK dalam pernikahan dan Allah MENGHARAMKAN pelimpahan KERAJAAN
secara tertulis dengan PENA pada HARI KIAMAT yang tidak ada lagi
TEMPAT - TEMPAT NAIK bagi amal sholih.
Cerita VIII; (Surah 71 – 80)
NUH diganggu mengusir JIN saat ORANG YANG BERSELIMUT dan ORANG YANG BERKEMUL
tertidur pulas tidak menyadari datangnya KIAMAT ketika MANUSIA
didatangkan MALAIKAT YANG DIUTUS menyampaikan BERITA BESAR tentang
kematian yang dibawa MALAIKAT - MALAIKAT YANG MENCABUT nyawa sedangkan
IA BERMUKA MASAM.
Cerita IX; (Surah 81 – 90)
Gempa MENGGULUNG bumi hingga TERBELAH dan ORANG-ORANG YANG CURANG pun
ikut TERBELAH hancur lebur menjadi GUGUSAN BINTANG diantaranya bintang
YANG DATANG DI MALAM HARI atas kuasa YANG PALING TINGGI pada HARI
PEMBALASAN tidak akan muncul FAJAR di NEGERI manapun.
Cerita X; (Surah 91 – 99)
MATAHARI tenggelam saat MALAM tiba hingga datang WAKTU DHUHA Allah
MELAPANGKAN rizki dan menumbuhkan BUAH TIN untuk manusia yang berasal
dari SEGUMPAL DARAH tanpa KEMULIAAN sedikit pun sebagai BUKTI akan
terjadi KEGONCANGAN dunia.
Cerita XI; (Surah 100 – 114)
KUDA PERANG YANG BERLARI KENCANG pada HARI KIAMAT tidak lagi untuk
BERMEGAH - MEGAHAN pada MASA itu si PENGUMPAT diinjak - injak GAJAH
milik SUKU QURAISY tanpa menyisakan BARANG - BARANG YANG BERGUNA
sedikit pun, apalagi NI’MAT YANG BANYAK semuanya pergi dari
ORANG-ORANG KAFIR tanpa mendapat PERTOLONGAN dari GEJOLAK API yang
membakar karena tidak MEMURNIKAN KEESAAN ALLAH yang sejak WAKTU SUBUH
semua MANUSIA telah melaksanakannya.
MENGHIDUPKAN 10 HARI AKHIR RAMADHAN DENGAN ITIKAF
Khutbah Pertama
الØÙ…د لله الّذي جعل شهر رمضان غَرّة وجه٠العام. وأجزل Ùيه Ø§Ù„ÙØ¶Ø§Ø¦Ù„ÙŽ والإنعامَ. ÙˆÙØ¶Ù‘Ù„ أيّامَه على سائر الأيّام. وعمّر نهاره بالصيام. ونوّر ليله بالقيام. Ø£ØÙ…ده Ø³Ø¨ØØ§Ù†Ù‡ وتعالى وأشكره على التوÙيق للإيمان والإسلام.
وأشهد أن لا إله إلاّ الله ÙˆØØ¯Ù‡ لا شريك له شهادة من قال ربّي الله ثم استقام. وأشهد أنّ Ù…ØÙ…ّدا عبده ورسوله Ø£ÙØ¶Ù„٠من صلّى وصام. وأتقى من تجهّد وقام.
اللهمّ صلّ وسلّم وبارك على عبدك ورسولك النبيّ الأمّيّ سيّدÙنا Ù…ØÙ…ّد٠خير٠الأنامÙ. وعلى آله ÙˆØµØØ¨Ù‡ مصابيØÙŽ Ø§Ù„Ø¸Ù‘Ù„Ø§Ù….
أما بعد :
يَاأَيّÙهَا النَّاس٠اتَّقÙوا رَبَّكÙم٠الَّذÙÙŠ خَلَقَكÙمْ Ù…Ùنْ Ù†ÙŽÙْس٠وَاØÙدَة٠وَخَلَقَ Ù…Ùنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ Ù…ÙنْهÙمَا Ø±ÙØ¬ÙŽØ§Ù„ا ÙƒÙŽØ«Ùيرًا ÙˆÙŽÙ†ÙØ³ÙŽØ§Ø¡Ù‹ وَاتَّقÙوا اللَّهَ الَّذÙÙŠ تَسَاءَلÙونَ بÙه٠وَالأرْØÙŽØ§Ù…ÙŽ Ø¥Ùنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكÙمْ رَقÙيبًا
يَاأَيّÙهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا اتَّقÙوا اللَّهَ ÙˆÙŽÙ‚ÙولÙوا قَوْلا سَدÙيدًا * ÙŠÙØµÙ’Ù„ÙØÙ’ Ù„ÙŽÙƒÙمْ أَعْمَالَكÙمْ وَيَغْÙÙØ±Ù’ Ù„ÙŽÙƒÙمْ ذÙÙ†ÙوبَكÙمْ وَمَنْ ÙŠÙØ·Ùع٠اللَّهَ وَرَسÙولَه٠Ùَقَدْ Ùَازَ Ùَوْزًا عَظÙيمًا
قال تعالى : يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون.
وقال تعالى أيضا : ولا تباشروهنّ وأنتم عاكÙون ÙÙŠ المساجد
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Waktu seperti begitu cepat berlalu. Kita kini telah berada di penghujung Ramadhan. Sekarang kita telah berada pada hari ke-21 Ramadhan, yang artinya tinggal beberapa hari lagi bulan suci ini akan pergi. Kalau kita perhatikan masyarakat di sekeliling kita, sebagian mereka bahkan mulai disibukkan dengan hiruk pikuk Idul Fitri. Luapan kegembiraan sudah terasa. Mall-mall menjadi padat. Lalu lintas lambat merayap. Banyak rumah berganti cat. Baju baru dan makanan enak juga telah siap.
Jika demikian gempitanya masyarakat kita berbahagia di penghujung akhir Ramadhan, tidak demikian dengan para sahabat dan salafus shalih. Semakin dekat dengan akhir Ramadhan, kesedihan justru menggelayuti generasi terbaik itu. Tentu saja kalau tiba hari raya Idul Fitri mereka juga bergembira karena Id adalah hari kegembiraan. Namun di akhir Ramadhan seperti ini, ada nuansa kesedihan yang sepertinya tidak kita miliki di masa modern ini.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Mengapa para sahabat dan orang-orang shalih bersedih ketika Ramadhan hampir berakhir? Kita bisa menangkap alasan kesedihan itu dalam berbagai konteks sebab.
Pertama, patutlah orang-orang beriman bersedih ketika menyadari Ramadhan akan pergi sebab dengan perginya bulan suci itu, pergi pula berbagai keutamaannya.
Bukankah Ramadhan bulan yang paling berkah, yang pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup? Bukankah hanya di bulan suci ini syetan dibelenggu? Maka kemudian ibadah terasa ringan dan kaum muslimin berada dalam puncak kebaikan?
قَدْ جَاءَكÙمْ شَهْر٠رَمَضَانَ شَهْرٌ Ù…ÙØ¨ÙŽØ§Ø±ÙŽÙƒÙŒ اÙْتَرَضَ اللَّه٠عَلَيْكÙمْ صÙيَامَه٠يÙÙْتَØÙ ÙÙÙŠÙ‡Ù Ø£ÙŽØ¨Ù’ÙˆÙŽØ§Ø¨Ù Ø§Ù„Ù’Ø¬ÙŽÙ†Ù‘ÙŽØ©Ù ÙˆÙŽÙŠÙØºÙ’Ù„ÙŽÙ‚Ù ÙÙيه٠أَبْوَاب٠الْجَØÙÙŠÙ…Ù ÙˆÙŽØªÙØºÙŽÙ„Ù‘Ù ÙÙيه٠الشَّيَاطÙينÙ
Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakam pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta para syetan dibelenggu... (HR. Ahmad)
Bukankah hanya di bulan Ramadhan amal sunnah diganjar pahala amal wajib, dan seluruh pahala kebajikan dilipatgandakan hingga tiada batasan?
Semua keutamaan itu takkan bisa ditemui lagi ketika Ramadhan pergi. Ia hanya akan datang pada bulan Ramadhan setahun lagi. Padahal tiada yang dapat memastikan apakah seseorang masih hidup dan sehat pada Ramadhan yang akan datang. Maka pantaslah jika para sahabat dan orangorang shalih bersedih, bahkan menangis mendapati Ramadhan akan pergi.
Kedua, adalah peringatan dari Rasulullah SAW bahwa semestinya Ramadhan menjadikan seseorang diampuni dosanya. Jika seseorang sudah mendapati Ramadhan, sebulan bersama dengan peluang besar yang penuh keutamaan, namun masih saja belum mendapatkan ampunan, benar-benar orang itu sangat rugi. Bahkan celaka.
Ø¨ÙŽØ¹ÙØ¯ÙŽ Ù…ÙŽÙ†Ù’ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، Ùَلَمْ ÙŠÙØºÙ’Ùَرْ Ù„ÙŽÙ‡Ù
Celakalah seorang yang memasuki bulan Ramadhan namun dia tidak diampuni (HR. Hakim dan Thabrani)
Masalahnya adalah, apakah seseorang bisa menjamin bahwa dirinya mendapatkan ampunan itu. Sementara jika ia tidak dapat ampunan, ia celaka. Betapa hal yang tidak dapat dipastikan ini menyentuh rasa khauf para sahabat dan orang-orang shalih. Mereka takut sekiranya menjadi orang yang celaka karena tidak mendapatkan ampunan, padahal Ramadhan akan segera pergi. Maka mereka pun menangis, meluapkan ketakutannya kepada Allah seraya bermunajat agar amal-amalnya diterima.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ Ù…Ùنَّا صÙيَامَنَا ÙˆÙŽÙ‚Ùيَمَنَا وَرÙÙƒÙوْعَنَا ÙˆÙŽØ³ÙØ¬Ùوْدَنَا وَتÙلَا وَتَنَا Ø¥Ùنَّكَ أَنْتَ
السَّمÙيع٠الْعَلÙيمÙ
Wahai Rabb kami... terimalah puasa kami, shalat kami, ruku' kami, sujud kami dan tilawah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
Para sahabat dan orang-orang shalih bukan hanya berdoa di akhir Ramadhan. Bahkan, konon, rasa khauf membuat mereka berdoa selama enam bulan agar amal-amal di bulan Ramadhan mereka diterima Allah SWT. Lalu enam bulan setelahnya mereka berdoa agar dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Perbedaan tashawur (paradigma, persepsi) dalam memandang akhir Ramadhan itulah yang kemudian membawa perbedaan sikap antara generasi sahabat dan generasi kita saat ini. Jika sebagian masyarakat, seperti dikemukakan di atas, asyik berbelanja menyambut Idul Fitri, para sahabat asyik beriktikaf di sepuluh hari terakhir. Maka bisa kita bayangkan bahwa Madinah di era Rasulullah di sepuluh hari terakhir Ramadhan layaknya seperti kota setengah mati. Sebab para lelaki beriktikaf di masjid-masjid. Bahkan begitu pula sebagian para wanitanya.
Jika kita sibuk menyiapkan kue lebaran, para sahabat dan salafus shalih sibuk memenuhi makanan ruhaninya dengan mengencangkan ikat pinggang, bersungguh-sungguh beribadah sepanjang siang, terlebih lagi di waktu malam.
Jika kita mengalokasikan banyak uang dan waktu untuk membeli pakaian baru, para sahabat dan salafus shalih menghabiskan waktu mereka dengan pakaian taqwa. Dengan pakaian taqwa itu mereka menghadap Allah di masjid-Nya, berduaan dan bermesraan dalam khusyu'nya shalat, tilawah, dzikir, dan munajat.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Masih ada waktu bagi kita sebelum Ramadhan pergi. Masih ada kesempatan bagi kita untuk mengubah tashawur tentang akhir Ramadhan. Maka beberapa hari ke depan bisa kita perbaiki sikap kita.
Pertama, kita lihat lagi target Ramadhan yang telah kita tetapkan sebelumnya. Mungkin target tilawah kita. Masih ada waktu untuk mengejar, jika seandainya kita masih jauh dari target itu. Demikian pula kita evaluasi ibadah lainnya selama 21 hari ini. Lalu kita perbaiki.
Kedua, kita lebih bersungguh-sungguh memanfaatkan Ramadhan yang tersisa sedikit ini. Mungkin kita tak bisa beri'tikaf penuh waktu seperti para shahabat dan salafus shalih itu. Namun jangan sampai kita kehilangan malam-malam terakhir Ramadhan tanpa qiyamullail, tanpa beri'tikaf –lama atau sebentar- di masjid-Nya.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Bulan Ramadhan merupakan momentum peningkatan kebaikan bagi orang-orang yang bertaqwa dan ladang amal bagi orang-orang shaleh. Terutama, sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Dari ummul mukminin, Aisyah ra., menceritakan tentang kondisi Nabi saw. ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan:
عَنْ Ø¹ÙŽØ§Ø¦ÙØ´ÙŽØ©ÙŽ - رضى الله عنها - قَالَتْ كَانَ رَسÙول٠اللَّه٠-صلى الله عليه وسلم- Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ دَخَلَ الْعَشْر٠أَØÙ’يَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَه٠وَجَدَّ وَشَدَّ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¦Ù’زَرَ
Dari Aisyah RA berkata : "Rasulullah SAW jika telah masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggang". (Muttafaq 'alaih)
Apa rahasia perhatian lebih beliau terhadap sepuluh hari terakhir Ramadhan? Paling tidak ada dua sebab utama:
Sebab pertama, karena sepuluh terkahir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannnya atau akhirnya. Rasulullah saw. berdo’a:
“اللهم اجعل خير عمري آخره وخير عملي خواتمه وخير أيامي يوم ألقاك”
“Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak.”
Jadi, yang penting adalah hendaknya setiap manusia meangakhiri hidupnya atau perbuatannya dengan kebaikan. Karena boleh jadi ada orang yang jejak hidupnya melakukan sebagian kebaikan, namun ia memilih mengakhiri hidupnya dengan kejelekan.
Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini.
Sebab kedua, karena dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan turunnya lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa juga turun pada bulan Ramadhan secara keseluruhan, sesuai dengan firman Allah swt.
إنا أنزلناه ÙÙŠ ليلة القدر
“Sesungguhnya Kami telah turunkan Al Qur’an pada malam kemulyaan.”
Allah SWT. juga berfirman:
شهر رمضان الذي أنزل Ùيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى ÙˆØ§Ù„ÙØ±Ù‚ان
“Bulan Ramadhan,adalah bulan diturunkan di dalamnya Al Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda -antara yang hak dan yang batil-.”
Dalam hadits disebutkan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan di dalamnya ada lailatul qadar, malam lebih baik dari seribu bulan.
Al qur’an dan hadits sahih menunjukkan bahwa lailatul qadar itu turun di bulan Ramadhan. Dan boleh jadi di sepanjang bulan Ramadhan semua, lebih lagi di sepuluh terakhir Ramadhan. Sebagaimana sabda Nabi saw.:
“التمسوها ÙÙŠ العشر الأواخر من رمضان“.
“Carilah lailatul qadar di sepuluh terakhir Ramadhan.”
Pertanyaan berikutnya, apakah lailatul qadar di seluruh sepuluh akhir Ramadhan atau di bilangan ganjilnya saja? Banyak hadits yang menerangkan lailatul qadar berada di sepuluh hari terakhir. Dan juga banyak hadits yang menerangkan lailatul qadar ada di bilangan ganjil akhir Ramadhan. Rasulullah saw. bersabda:
“التمسوها ÙÙŠ العشر الأواخر ÙˆÙÙŠ الأوتار”
“Carilah lailatul qadar di sepuluh hari terakhir dan di bilangan ganjil.”
Oleh karena itu, mari kita berlomba meraih lailatul qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan, baik di bilangan ganjilnya atau di bilangan genapnya. Karena tidak ada konsensus atau ijma’ tentang kapan turunya lailatul qadar.
Di kalangan umat muslim masyhur bahwa lailatul qadar itu turun pada tanggal 27 Ramadhan, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas, Ubai bin Ka’ab dan Ibnu Umar radhiyallahu anhum. Akan tetapi sekali lagi tidak ada konsensus pastinya.
Sehingga imam Ibnu Hajar dalam kitab “Fathul Bari” menyebutkan, “Paling tidak ada 39 pendapat berbeda tentang kapan lailatul qadar.”
Ada yang berpendapat ia turun di malam dua puluh satu, ada yang berpendapat malam dua puluh tiga, dua puluh lima, bahkan ada yang berpendapat tidak tertentu. Ada yang berpendapat lailatul qadar pindah-pindah atau ganti-ganti, pendapat lain lailatul qadar ada di sepanjang tahun. Dan pendapat lainnya yang berbeda-beda.
Untuk lebih hati-hati dan antisipasi, hendaknya setiap manusia menghidupkan sepuluh hari akhir Ramadhan.
Apa yang disunnahkan untuk dikerjakan pada sepuluh hari akhir Ramadhan?
Adalah qiyamullail, sebelumnya didahului dengan shalat tarawih dengan khusyu’. Qira’atul qur’an, dzikir kepada Allah, seperti tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, istighfar, do’a, shalawat atas nabi dan melaksanakan kebaikan-kebaikan yang lainnya.
Lebih khusus memperbanyak do’a yang ma’tsur Seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah:
اللَّهÙمَّ إنَّك عَÙÙوٌّ ØªÙØÙØ¨Ù‘٠الْعَÙْوَ ÙَاعْÙ٠عَنّÙÙŠ
(Ya Allah, Engkau Dzat Pengampun, Engkau mencintai orang yang meminta maaf, maka ampunilah saya.” (Ahmad dan disahihkan oleh Al-Albani)
Patut kita renungkan, wahai saudaraku: “Laa takuunuu Ramadhaniyyan, walaakin kuunuu Rabbaniyyan. Janganlah kita menjadi hamba Ramadhan, tapi jadilah hamba Tuhan.” Karena ada sebagian manusia yang menyibukkan diri di bulan Ramadhan dengan keta’atan dan qiraatul Qur’an, kemudian ia meninggalkan itu semua bersamaan berlalunya Ramadhan.
Kami katakan kepadanya: “Barangsiapa menyembah Ramadhan, maka Ramadhan telah mati. Namun barangsiapa yang menyembah Allah, maka Allah tetap hidup dan tidak akan pernah mati.”
Allah cinta agar manusia ta’at sepanjang zaman, sebagaimana Allah murka terhadap orang yang bermaksiat di sepanjang waktu.
Dan karena kita ingin mengambil bekal sebanyak mungkin di satu bulan ini, untuk mengarungi sebelas bulan berikutnya.
Kita mungkin tidak bisa bersedih dan menangis sehebat para sahabat, namun selayaknya kita pun takut sebab tak ada jaminan apakah amal kita selama 21 hari ini diterima, begitu pula tak ada jaminan apakah kita dipertemukan dengan Ramadhan tahun berikutnya. Lalu kita pun kemudian memperbaiki dan meningkatkan amal ibadah serta berdoa lebih sungguh-sungguh kepada-Nya.
بارك الله لي ولكم ÙÙŠ القرآن العظيم. ÙˆØªÙØ¹Ù†ÙŠ ÙˆØ¥ÙŠØ§ÙƒÙ… بما Ùيه من الآيات والذكر الØÙƒÙŠÙ… وتقبل الله منّي ومنكم تلاوته إنه هوالسميع العليم. ÙˆØ§Ø³ØªØºÙØ±ÙˆÙ‡ إنه هو الغÙور الرØÙŠÙ….
ÙˆÙŽÙ‚Ùلْ رَبّ٠اغْÙÙØ±Ù’ وَارْØÙŽÙ…Ù’ وَأَنْتَ خَيْر٠الرَّاØÙÙ…Ùينَ
Khutbah Kedua
الØÙ…د لله Ø®Ø§Ù„Ù‚Ù Ø§Ù„Ø£Ù†Ø§Ù…Ù ÙˆØØ§ÙƒÙ…٠الØÙكّام٠وعاجل٠النّور٠والظلامÙ. أشهد أن لا إله إلاّ الله ÙˆØØ¯Ù‡ لا شريك له ذوالجلال والإكرام. وأشهد أن Ù…ØÙ…ّدا عبده ورسوله المبعوث بشرائع الإسلام.
اللهمّ صلّ وسلّم وبارك على Ù…ØÙ…ّد وعلى آله ÙˆØ£ØµØØ§Ø¨Ù‡ الكرام
أما بعد : Ùيا عباد الله اتقوا الله تعالى Ùيما أمر وانتَهÙوا عمّا نهى عنه ÙˆØØ°Ù‘ر. واعلموا أنّ الله أمركم بأمر بدأ Ùيه Ø¨Ù†ÙØ³Ù‡ وثنّى بملائكته بقدسه.
Ùقال تعالى ولم يزل قائما عليما : إن الله وملائكته يصلّون على النبيّ يا أيّها الذين آمنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما.
اللهمّ صلّ وسلّم وبارك على سيّدنا Ù…ØÙ…ّد سيّد المرسلين. وارض اللهمّ عن Ø£ØµØØ§Ø¨Ù‡ وقرابته وأزواجه وذرّيّته أجمعين.
اللَّهÙمَّ اغْÙÙØ±Ù’ Ù„Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…ÙŽØ§ØªÙ ÙˆØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùنَات٠الأَØÙ’يَاء٠مÙنْهÙمْ ÙˆÙŽØ§Ù„Ø£ÙŽÙ…Ù’ÙˆÙŽØ§ØªÙØŒ Ø¥Ùنَّكَ سَمÙيْعٌ قَرÙيْبٌ Ù…ÙØ¬Ùيْب٠الدَّعَوات وقاضي Ø§Ù„ØØ§Ø¬Ø§Øª.
اللهم ألّ٠بين قلوبنا ÙˆØ£ØµÙ„Ø Ø°Ø§Øª بيننا واهدنا سبل السلام ونجّنا من الظلمات إلى النور وجنّبنا الÙÙˆØ§ØØ´ ما ظهر منها وما بطن من بلدنا هذا خاصّة ومن بلدان المسلمين عامّة إنك على كلّ شيئ قدير.
اللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ Ø£ÙŽØ¹ÙØ²ÙŽÙ‘ Ø§Ù’Ù„Ø¥ÙØ³Ù’لاَمَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù€Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ وَأَذÙÙ„ÙŽÙ‘ الشÙّرْكَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù€Ù…ÙØ´Ù’رÙÙƒÙيْنَ. وَدَمÙّرْ أَعْدَاءَ الدÙÙ‘ÙŠÙ†ÙØŒ ÙˆÙŽØ§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’ Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽÙƒÙŽ Ø§Ù„Ù’Ù€Ù…ÙÙˆÙŽØÙّدÙيْنَ.
اللهمّ أرنا الØÙ‚Ù‘ ØÙ‚Ù‡ وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه
رَبَّنَا لا ØªÙØ²Ùغْ Ù‚ÙÙ„Ùوْبَنَا بَعْدَ Ø¥ÙØ°Ù’ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا Ù…Ùنْ لَدÙنْكَ رَØÙ’مَةً، Ø¥Ùنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابÙ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْÙÙØ³ÙŽÙ†ÙŽØ§ ÙˆÙŽØ¥Ùنْ لَمْ تَغْÙÙØ±Ù’ لَنَا وَتَرْØÙŽÙ…ْنَا Ù„ÙŽÙ†ÙŽÙƒÙوْنَنَّ Ù…ÙÙ†ÙŽ Ø§Ù„Ø®ÙŽØ§Ø³ÙØ±Ùيْنَ.
رَبَّنَا آتÙنَا ÙÙŠ الدّÙنْيَا ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ ÙˆÙŽÙÙŠ Ø§Ù„Ø¢Ø®ÙØ±ÙŽØ©Ù ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّارÙ
Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽ Ø§Ù„Ù„Ù‡Ù :Ø¥Ùنَّ اللهَ ÙŠÙŽØ£Ù’Ù…ÙØ±Ù Ø¨ÙØ§Ù„Ù’Ø¹ÙŽØ¯Ù’Ù„Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ø¥ÙØÙ’Ø³ÙŽØ§Ù†Ù ÙˆÙŽØ¥Ùيْتَاء٠ذÙÙŠ Ø§Ù„Ù‚ÙØ±Ù’بَى وَيَنْهَى عَن٠الْÙÙŽØÙ’شَاء٠وَالْمÙÙ†Ù’ÙƒÙŽØ±Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ø¨ÙŽØºÙ’ÙŠÙ ÙŠÙŽØ¹ÙØ¸ÙÙƒÙمْ لَعَلَّكÙمْ تَذَكَّرÙوْنَ. ÙØ§Ø°ÙƒØ±ÙˆØ§ الله العظيم يذكركم واسئلوه من ÙØ¶Ù„Ù‡ يعطكم ولذكر الله أكبر. أقيموا الصلاة
Insya Allah Akan disampaikan di Masjid Bukhori Komplek PonPes Raudhatul Ulum Sakatiga Indralaya Ogan Ilir SUMSEL
Jumat, 21 Ramadhan 1433 H / 10 Agustus 2012 M
oleh : Ainul Wafa, Lc. S.H.I
CP :085788233809
“ Haji/Hajjah Ainul Wafa ini masih belum mau dikenal orang, mungkin masih malu. “ More About me